Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Berikut Ini Penjelasan Lapan Mengenai Ketinggian Minimal Kita JIka Ingin Melihat Bentuk Lengkung Bumi

Jakarta - Mungkin Anda pernah melihat gambar, baik foto maupun ilustrasi, yang menampakkan sisi lain dari bentuk bumi yang terlihat melengkung, karena bagian dari bentuk Bumi bulat. Namun, pernahkan Anda memikirkan kapan atau pada ketinggian berapa penampakan bumi yang terlihat melengkung itu bisa Anda saksikan? Peneliti di Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang mengatakan, memang ada ketinggian marginal untuk kita dapat mengamati sisi lengkung Bumi. Ketinggian minimal tersebut bisa diperhitungkan dengan rumus Daya Urai Reayleigh, yaitu kemampuan mata untuk memisahkan atau membedakan dua objek yang jaraknya berdekatan, sehingga terlihat menjadi dua benda yang terpisah satu sama lain. Di mana di dalam rumus tersebut, terdapat panjang gelombang visual mata (5550 A, spektrum hijau), jarak dari pengamat ke ujung horison (meter atau km), dan diamater pupil manusia (4 mm jika tak berakomo

Penilitian Menyatakan Perjalanan Luar Angkasa Dapat Menyebabkan Kerusakan Pada Otak

Jakarta - Sebuah penelitian terbaru oleh University of Gothenburg menunjukkan tinggal di luar angkasa menimbulkan kerusakan otak . Penelitian itu melibatkan lima orang kosmonot Rusia yang menghabiskan waktu beberapa bulan di International Spaceport station (ISS). Penelitian kerusakan otak akibat perjalanan luar angkasa Selama bertahun-tahun, peneliti telah menemukan bahwa perjalanan luar angkasa memberikan dampak negatif terhadap tubuh. Dampak yang sebelumnya telah diketahui adalah melemahnya otot dan tulang, serta menurunnya kualitas penglihatan. Penelitian terbaru meneliti dampak perjalanan luar angkasa terhadap kerusakan sel otak. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan di JAMA Neurology. Penelitian dilakukan dengan meneliti sampel darah dari kosmonot tersebut sebelum dan sesudah perjalanan luar angkasa dilakukan. Lima orang kosmonot tersebut menghabiskan 5,5 bulan di ISS yang mengorbit 400 kilometer di atas permukaan Bumi. Sampel darah diteliti setelah kosmonot tiba

Jawaban Mengenai Misteri Gigi Geraham Yang Tumbuh Saat Usia Mulai Dewasa, Berikut Penjelasan Dari Ahli

Jakarta - Dibandingkan dengan primata lainnya seperti simpanse, manusia mendapatkan gigi gerahamnya sangat terlambat. Simpanse mendapatkan semua set lengkap giginya pada saat mereka matang secara seksual, yaitu saat mereka berusia 12 tahun. Sementara manusia, mendapatkan gigi geraham bungsu mereka di akhir masa remaja, bahkan di usia dewasa. Misteri geraham ini sulit dipecahkan, meskipun kemunculannya memainkan peran penting dalam melacak perubahan dalam evolusi kita. Tetapi belum lama ini, para peneliti dari College of Arizona di AS tampaknya telah menemukan jawabannya. Melansir Scientific research Alert, antropolog dan penulis utama penelitian, Halszka Glowacka mengatakan, salah satu misteri perkembangan biologis manusia adalah bagaimana kaitan yang tepat antara munculnya gigi gerahan dan munculnya sejarah kehidupan. Dengan bantuan Gary Schwartz, ahli paleoantropologi dari Institut Asal Usul Manusia Universitas Arizona, Glowacka mengumpulkan contoh tengkorak yang be

Berikut Ini Dampak Kesehatan Akibat Polusi Udara Pada Kesehatan Manusia

Jakarta - Polusi udara merupakan masalah utama yang terjadi beberapa dekade terakhir. Efek toksik yang ditimbulkan berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Polusi udara berasal dari berbagai sumber, seperti asap rokok, aktivitas industri, kendaraan bermotor, juga kondisi alam seperti aktivitas vulkanik. Dampak dari polusi udara terhadap kesehatan manusia dapat menyebabkan penyakit seperti gangguan pernapasan, disfungsi kardiovaskular, kanker, bahkan kematian. Dampak dari polusi udara terhadap kesehatan manusia Dampak dari polusi udara terhadap kesehatan manusia dapat dibedakan berdasarkan masing-masing polutan. 1. Polutan partikel Polutan partikel adalah bagian utama dari polusi udara. Partikel ini merupakan partikel-partikel kecil seperti debu. Kebanyakan partikel polutan terbentuk di daerah perkotaan akibat pembakaran bakar fosil dan aktivitas industri. Partikel yang berukuran kurang dari 10 mikron, atau yang disebut PM10, berisiko menyebabkan permasalaha